Formulir Kontak

 

Tugas 2






Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama-sama berhubungan dengan sumber daya alam. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama-sama berhubungan dengan sumber daya alam.
Perpustakaan Universitas Indonesia

1. Lingkungan Alami
Lingkungan alami adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Ketampakan lingkungan alam di muka bumi berbeda-beda. Contoh lingkungan alam yang ada di muka bumi, antara lain sungai, danau, laut, lembah, dan gunung. Selain itu, ketampakan alam ada juga yang berupa dataran rendah, pantai, laut, pegunungan, dan dataran tinggi.

2. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia meliputi, desa, kota besar dan kecil, pabrik, kantor, rumah, dan sebagainya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contoh lingkungan buatan adalah waduk, lahan pertanian, tambak, perkebunan, dan permukiman penduduk. Beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alami. Dalam pembangunan permukiman diperlukan keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung lingkungan.

3. Lingkungan Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.Lingkungan hidup yang terjadi akibat adanya hubungan sosial di masyarakat baik pada manusia, maupun hewan dan tumbuhan. Seperti contohnya adat, agama, hukum, dan ekonomi.
Aspek Sosial-Budaya-Ekonomi penting peranannya dalam suatu negara multi etnis terutama untuk memahami keberagaman budaya termasuk budaya-fisik (material culture). Materi ini diperlukan dalam pendidikan arsitektur, bukan hanya berguna untuk mempelajari budaya dan arsitektur lokal, tetapi lebih jauh lagi adalah untuk menjawab pertanyaan apakah pendidikan arsitek itu hanya meluluskan “draftman” atau yang memiliki wawasan tentang sosial-budaya dan ekonomi (Arsitek sebagai konseptor dan Budayawan).

Total comment

Author

Yola Safitri

ARSITEKTUR LINGKUNGAN: Tugas 1

1. Definisi
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.
Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture).
3 Mews Houses - ODOS Architects

2. Kriteria
Arsitektur Lingkungan berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.
  1. Tepat Guna Lahan, adalah kategori kriteria-kriteria pertama yang menekankan pentingnya menjaga kawasan hijau kota untuk manfaat lingkungan. Oleh karena itu kategori ini mendorong pelestarian kawasan hijau dan pembangunan pada daerah non-hijau yang sudah ada. Memilih situs yang terhubung dengan jaringan transportasi, khususnya sistem transportasi umum dengan kemungkinan penggunaan sepeda masuk menjadi kriteria, karena akan mengakibatkan penggunaan energi yang lebih sedikit untuk transportasi dan dampak ekologis yang lebih ringan. Lansekap situs bangunan adalah penting untuk memaksimalkan manfaat lingkungan yang didapat dari lahan hijau. Kenyamanan manusia melalui kualitas iklim mikro di sekitar bangunan dan situs juga dianggap sebagai target tepat guna lahan. Kriteria lainnya adalah pada kualitas air limpasan hujan untuk mengurangi beban sistem drainase lingkungan.
  2. Efisiensi dan Konservasi Energi mendefinisikan kriteria-kriteria untuk penghematan energi demi manfaat lingkungan dan manfaat ekonomis. Pemasangan Sub-Meter listrik dipandang sebagai dasar untuk manajemen energi lebih lanjut. Laju transfer termal keseluruhan antara lingkungan dan bangunan adalah kriteria yang menentukan penggunaan energi untuk kenyamanan termal di dalam gedung. Langkah-langkah lain untuk membuat penggunaan energi lebih efisien memberikan poin plus. Hal ini dapat berasal dari penggunaan energi yang efisien untuk pencahayaan buatan, sistem transportasi vertikal dan AC. Penghematan Energi untuk ini dapat dilakukan lebih lanjut dengan penggunan pencahayaan alami yang optimal dan ventilasi alami di tempat umum. Adanya pengurangan emisi CO2 akan memberikan poin tambahan. Poin juga diberikan jika ada energi terbarukan yang dihasilkan di lokasi bangunan.
  3. Konservasi Air menggunakan meteran air untuk mengukur pemakaian air dalam operasi bangunan sebagai dasar untuk manajemen air yang lebih baik. Pengurangan penggunaan air dengan menerapkan tindakan penghematan dianggap sebagai kriteria. Untuk mencapai tujuan ini, tindakan-tindakan ini diperlukan seperti menggunakan perlengkapan hemat air, daur ulang air dari misalnya air bekas pakai dan air hujan. Poin tersedia jika air berasal dari sumber lain selain dari air tanah atau PDAM digunakan untuk mengairi lansekap.
  4. Sumber dan Siklus Material, penggunaan material yang memiliki dampak tinggi terhadap penipisan ozon adalah tidak disarankan. Penggunaan bahan limbah, material yang ramah lingkungan, kayu bersertifikat, bahan pra-fabrikasi adalah dianjurkan. Bahan dengan komponen dari Indonesia dan bahan dari daerah di dalam radius 1000 km dari lokasi konstruksi memenuhi syarat untuk tambahan poin.
  5. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruang mendefinisikan Bangunan Hijau, karena menekankan pentingnya penghuni bangunan. Untuk mempertahankan kualitas tertentu udara dalam ruangan adalah dianjurkan untuk memiliki pertukaran secara cukup dengan udara luar. Kualitas udara dalam ruangan terjaga dengan memonitor konsentrasi CO2, pengendalian asap rokok dan pengurangan polusi kimia. Tingginya tingkat kenyamanan penghuni akan tercapai dengan adanya kriteria seperti pemandangan keluar gedung, kenyamanan visual, kenyamanan termal dan kelembaban, serta tingkat kebisingan yang nyaman.
  6. Pengelolaan Lingkungan Bangunan, yaitu pemisahan sampah sederhana di gedung yang akan menyederhanakan proses daur ulang mendapat tambahan poin. Dua kriteria mendorong adanya pengurangan limbah konstruksi dan pengelolaan sampah terpadu mencakup bagaimana sampah harus dikelola. Operasi aktual dari perencanaan awal harus disertai system komisioning yang baik dan benar. Penyampaian data bangunan hijau, penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau selama aktivitas fit-out dan melakukan survei pengguna gedung akan memberikan poin lebih untuk kategori ini.
3. Hubungan Arsitektur Lingkungan dengan Manusia
Saat ini kerusakan bumi akibat lingkungan yang rusak sudah mencapai taraf perusakan secara global. Kerusakan ini akibat ulah manusia itu sendiri yang menggunakan energi secara besar-besaran, sehingga menyebabkan pemanasan global.Arsitektur adalah ilmu membangun untuk melakukan penyusunan elemen-elemen teknologi menjadi sebuah bangunan. Dan lahir dari dinamika antara kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif dan cara bahan bangunan yang tersedia.
Pembangunan fisik yang terkait dengan industri konstruksi bangunan untuk memenuhi beragam kebutuhan manusia yang selalu berkembang telah menghabiskan sumber daya alam dan mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Peran arsitek sangatlah penting untuk merancang kota, mengubah wajah kota, mengukir permukaan kota dengan pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), taman kota, dan pemanfaatan lahan yang efisien untuk pejalan kaki.
Maka dari itu manusia sangat membutuhkan arsitektur lingkungan agar lingkungan yang lahir (dalam konteks ini bangunan) dapat diperhatikan kondisi fisik sumber daya alamnya seperti air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan.

4. Kedudukan Arsitektur dalam Arsitektur Lingkungan
Kedudukan arsitektur tidak hanya semata-mata merancang sebuah bangunan saja. Dalam merancang sebuah bangunan, pertama-tama seorang arsitek akan melakukan analisa, salah satunya adalah analisa terhadap lingkungan. Pada bagian inilah seorang arsitek berinteraksi langsung dengan lingkungan dan alam.
Dalam melakukan analisa ini, seorang arsitek dituntut untuk membangun sebuah bangunan tanpa merusak potensi lingkungan yang ada. Memang benar ketika suatu bangunan didirikan secara tidak langsung telah merusak lingkungan atau alam sekitarnya, untuk itu arsitek dituntut untuk meminimalisir kerusakan itu.
Kepekaan seorang arsitek dengan lingkungan pada nantinya akan membentuk suatu harmonisasi antara bangunan dengan lingkungannya. Banyak arsitek masa kini yang telah menyadari dampak lingkungan akibat suatu pembangunan bangunan, untuk itu di era ini muncul konsep-konsep bangunan yang disebut green arsitektur, yang meminimalisir bahkan memperbaiki lingkungan.

Total comment

Author

Yola Safitri