Formulir Kontak

 
Eksploitasi (bahasa Inggrisexploitation) yang berarti politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutankeadilan serta kompensasi kesejahteraan. Eksploitasi sumber daya alam berarti segala bentuk atau upaya pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat pada suatu objek atau wilayah tertentu demi mendapatkan dan memanfaatkannya dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan orang banyak/umum.

Contoh studi kasus PT Semen Indonesia (Persero) yang melakukan penebangan hutan yang berlebihan di wilayah Pegunungan Kendeng guna membuka lahan. Awalnya PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk, berencana membangun pabrik di Sukolilo, Pati Utara, Jawa Tengah pada tahun 2009 lalu. Warga pun merasa pembangunan tersebut akan mengakibatkan kerusakan di lingkungan tempat tinggal mereka. Lalu, warga melakukan demonstrasi dan juga menggugat PT Semen Indonesia untuk menolak penbangunan tersebut. Perjuangan warga Sukolilo itu pun tidak sia-sia, mereka memenangkan gugatan di Mahkamah Agung (MA) dan PT Semen Indonesia batal melakukan pembangunan di daerah tersebut. PT Semen Indonesia pun kembali merencanakan pembangunan di wilayah Pegunungan Kendeng, namun kali ini ia merencanakan untuk membangun pabrik semen di Kecamatan Gunem, Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. Pembangunan itu pun telah memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat dengan mengeluarkan Keputusan Bupati Nomor 545/68/2010 mengenai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
Penggundulan hutan di kawasan pembangunan pabrik semen di Rembang
Berdasarkan sumber yang saya baca, Pegunungan Kendeng dipilih sebagai pembangunan pabrik semen karena memiliki kekayaan alam yang unik, yaitu bentang alam kars di Pegunungan Kendeng Utara. Kars adalah bahan baku utama pembuatan semen. Dari data Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menunjukan bahwa ekosistem kars kawasan pegunungan kendeng utara memiliki sungai bawah tanah yang mampu mensuplai kebutuhan air rumah tangga dan lahan pertanian seluas 15.873,9 Ha di Kecamatan Sukolilo dan 9.063,232 Ha di kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.

Dari seluruh data di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan PT Semen Indonesia (Persero) pada Pegunungan Kendeng dapat merusak ekosistem yang ada. Bila pembangunan ini diteruskan, kemungkinan rusaknya kualitas air sangat besar. Perubahan kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dapat berdampak pada sumberdaya air baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peristiwa banjir yang sering terjadi tidak terlepas dari dampak perubahan penggunaan lahan. Pencemaran pada air sungai dan air tanah yang sering terjadi juga merupakan dampak dari pembangunan juga. Dengan memperhatikan daur hidrologi serta proses hidrologi yang mengalami perubahan dapat dikaji dampak-dampak negatif yang mungkin timbul yang disebabkan oleh proses pembangunan. Bila hal itu terjadi, rumah-rumah dan pertanian yang dialiri oleh air tersebut hanya akan mendapat air yang bukan air bersih, dan warga Rembang akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kegiatan mck dan pertanian. Selain itu, disampaikan tentang masih lemahnya data tentang dampak pabrik semen bagi kesehatan dan penghidupan masyarakat. Padahal, banyak pabrik semen yang telah beroperasi sejak puluhan tahun, akan tetapi kajian atas dampak-dampaknya, masih belum dilakukan secara komprehensif. Padahal di China, ratusan pabrik semen telah ditutup karena menjadi sumber polutan yang besar dan sangat serius.

Pemberitaan yang dimuat mongabay.co.id pada tanggal 16 Juni 2014 menyebutkan bahwa penebangan kawasan hutan tidak sesuai dengan persetujuan prinsip tukar menukar kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan. Surat Nomor S. 279/Menhut-II/2013 tertanggal 22 April 2013, dalam surat tersebut menyatakan bahwa kawasan yang diijinkan untuk ditebang adalah kawasan hutan KHP Mantingan. Perlu diketahui dalam Perda no 14 tahun 2011 tentang RTRW Kab. Rembang Kecamatan Bulu tidak diperuntukkan sebagai kawasan industri besar. Mengacu pada pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “Bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Maka dari itu proyek pabrik semen tersebut merupakan sebuah pelanggaran tertulis terhadap hak air bersih warga Rembang.

Total comment

Author

Yola Safitri

Tugas 2






Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama-sama berhubungan dengan sumber daya alam. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama-sama berhubungan dengan sumber daya alam.
Perpustakaan Universitas Indonesia

1. Lingkungan Alami
Lingkungan alami adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Ketampakan lingkungan alam di muka bumi berbeda-beda. Contoh lingkungan alam yang ada di muka bumi, antara lain sungai, danau, laut, lembah, dan gunung. Selain itu, ketampakan alam ada juga yang berupa dataran rendah, pantai, laut, pegunungan, dan dataran tinggi.

2. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia meliputi, desa, kota besar dan kecil, pabrik, kantor, rumah, dan sebagainya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contoh lingkungan buatan adalah waduk, lahan pertanian, tambak, perkebunan, dan permukiman penduduk. Beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alami. Dalam pembangunan permukiman diperlukan keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung lingkungan.

3. Lingkungan Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.Lingkungan hidup yang terjadi akibat adanya hubungan sosial di masyarakat baik pada manusia, maupun hewan dan tumbuhan. Seperti contohnya adat, agama, hukum, dan ekonomi.
Aspek Sosial-Budaya-Ekonomi penting peranannya dalam suatu negara multi etnis terutama untuk memahami keberagaman budaya termasuk budaya-fisik (material culture). Materi ini diperlukan dalam pendidikan arsitektur, bukan hanya berguna untuk mempelajari budaya dan arsitektur lokal, tetapi lebih jauh lagi adalah untuk menjawab pertanyaan apakah pendidikan arsitek itu hanya meluluskan “draftman” atau yang memiliki wawasan tentang sosial-budaya dan ekonomi (Arsitek sebagai konseptor dan Budayawan).

Total comment

Author

Yola Safitri

ARSITEKTUR LINGKUNGAN: Tugas 1

1. Definisi
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.
Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture).
3 Mews Houses - ODOS Architects

2. Kriteria
Arsitektur Lingkungan berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.
  1. Tepat Guna Lahan, adalah kategori kriteria-kriteria pertama yang menekankan pentingnya menjaga kawasan hijau kota untuk manfaat lingkungan. Oleh karena itu kategori ini mendorong pelestarian kawasan hijau dan pembangunan pada daerah non-hijau yang sudah ada. Memilih situs yang terhubung dengan jaringan transportasi, khususnya sistem transportasi umum dengan kemungkinan penggunaan sepeda masuk menjadi kriteria, karena akan mengakibatkan penggunaan energi yang lebih sedikit untuk transportasi dan dampak ekologis yang lebih ringan. Lansekap situs bangunan adalah penting untuk memaksimalkan manfaat lingkungan yang didapat dari lahan hijau. Kenyamanan manusia melalui kualitas iklim mikro di sekitar bangunan dan situs juga dianggap sebagai target tepat guna lahan. Kriteria lainnya adalah pada kualitas air limpasan hujan untuk mengurangi beban sistem drainase lingkungan.
  2. Efisiensi dan Konservasi Energi mendefinisikan kriteria-kriteria untuk penghematan energi demi manfaat lingkungan dan manfaat ekonomis. Pemasangan Sub-Meter listrik dipandang sebagai dasar untuk manajemen energi lebih lanjut. Laju transfer termal keseluruhan antara lingkungan dan bangunan adalah kriteria yang menentukan penggunaan energi untuk kenyamanan termal di dalam gedung. Langkah-langkah lain untuk membuat penggunaan energi lebih efisien memberikan poin plus. Hal ini dapat berasal dari penggunaan energi yang efisien untuk pencahayaan buatan, sistem transportasi vertikal dan AC. Penghematan Energi untuk ini dapat dilakukan lebih lanjut dengan penggunan pencahayaan alami yang optimal dan ventilasi alami di tempat umum. Adanya pengurangan emisi CO2 akan memberikan poin tambahan. Poin juga diberikan jika ada energi terbarukan yang dihasilkan di lokasi bangunan.
  3. Konservasi Air menggunakan meteran air untuk mengukur pemakaian air dalam operasi bangunan sebagai dasar untuk manajemen air yang lebih baik. Pengurangan penggunaan air dengan menerapkan tindakan penghematan dianggap sebagai kriteria. Untuk mencapai tujuan ini, tindakan-tindakan ini diperlukan seperti menggunakan perlengkapan hemat air, daur ulang air dari misalnya air bekas pakai dan air hujan. Poin tersedia jika air berasal dari sumber lain selain dari air tanah atau PDAM digunakan untuk mengairi lansekap.
  4. Sumber dan Siklus Material, penggunaan material yang memiliki dampak tinggi terhadap penipisan ozon adalah tidak disarankan. Penggunaan bahan limbah, material yang ramah lingkungan, kayu bersertifikat, bahan pra-fabrikasi adalah dianjurkan. Bahan dengan komponen dari Indonesia dan bahan dari daerah di dalam radius 1000 km dari lokasi konstruksi memenuhi syarat untuk tambahan poin.
  5. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruang mendefinisikan Bangunan Hijau, karena menekankan pentingnya penghuni bangunan. Untuk mempertahankan kualitas tertentu udara dalam ruangan adalah dianjurkan untuk memiliki pertukaran secara cukup dengan udara luar. Kualitas udara dalam ruangan terjaga dengan memonitor konsentrasi CO2, pengendalian asap rokok dan pengurangan polusi kimia. Tingginya tingkat kenyamanan penghuni akan tercapai dengan adanya kriteria seperti pemandangan keluar gedung, kenyamanan visual, kenyamanan termal dan kelembaban, serta tingkat kebisingan yang nyaman.
  6. Pengelolaan Lingkungan Bangunan, yaitu pemisahan sampah sederhana di gedung yang akan menyederhanakan proses daur ulang mendapat tambahan poin. Dua kriteria mendorong adanya pengurangan limbah konstruksi dan pengelolaan sampah terpadu mencakup bagaimana sampah harus dikelola. Operasi aktual dari perencanaan awal harus disertai system komisioning yang baik dan benar. Penyampaian data bangunan hijau, penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau selama aktivitas fit-out dan melakukan survei pengguna gedung akan memberikan poin lebih untuk kategori ini.
3. Hubungan Arsitektur Lingkungan dengan Manusia
Saat ini kerusakan bumi akibat lingkungan yang rusak sudah mencapai taraf perusakan secara global. Kerusakan ini akibat ulah manusia itu sendiri yang menggunakan energi secara besar-besaran, sehingga menyebabkan pemanasan global.Arsitektur adalah ilmu membangun untuk melakukan penyusunan elemen-elemen teknologi menjadi sebuah bangunan. Dan lahir dari dinamika antara kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif dan cara bahan bangunan yang tersedia.
Pembangunan fisik yang terkait dengan industri konstruksi bangunan untuk memenuhi beragam kebutuhan manusia yang selalu berkembang telah menghabiskan sumber daya alam dan mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Peran arsitek sangatlah penting untuk merancang kota, mengubah wajah kota, mengukir permukaan kota dengan pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), taman kota, dan pemanfaatan lahan yang efisien untuk pejalan kaki.
Maka dari itu manusia sangat membutuhkan arsitektur lingkungan agar lingkungan yang lahir (dalam konteks ini bangunan) dapat diperhatikan kondisi fisik sumber daya alamnya seperti air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan.

4. Kedudukan Arsitektur dalam Arsitektur Lingkungan
Kedudukan arsitektur tidak hanya semata-mata merancang sebuah bangunan saja. Dalam merancang sebuah bangunan, pertama-tama seorang arsitek akan melakukan analisa, salah satunya adalah analisa terhadap lingkungan. Pada bagian inilah seorang arsitek berinteraksi langsung dengan lingkungan dan alam.
Dalam melakukan analisa ini, seorang arsitek dituntut untuk membangun sebuah bangunan tanpa merusak potensi lingkungan yang ada. Memang benar ketika suatu bangunan didirikan secara tidak langsung telah merusak lingkungan atau alam sekitarnya, untuk itu arsitek dituntut untuk meminimalisir kerusakan itu.
Kepekaan seorang arsitek dengan lingkungan pada nantinya akan membentuk suatu harmonisasi antara bangunan dengan lingkungannya. Banyak arsitek masa kini yang telah menyadari dampak lingkungan akibat suatu pembangunan bangunan, untuk itu di era ini muncul konsep-konsep bangunan yang disebut green arsitektur, yang meminimalisir bahkan memperbaiki lingkungan.

Total comment

Author

Yola Safitri

Gallery: DESAIN RUMAH

copyright © Yola Safitri

Total comment

Author

Yola Safitri

copyright © Yola Safitri

Total comment

Author

Yola Safitri




















Total comment

Author

Yola Safitri

 
Satuan Pengamanan atau sering juga disingkat Satpam adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya. Maka dari itu Pos Satpam merupakan bangunan yang ditempati oleh satu atau beberapa orang satpam untuk menjaga keamanan suatu daerah tertentu.
 

copyright © Yola Safitri

Total comment

Author

Yola Safitri

Kazuyo Sejima

Kazuyo Sejima adalah seorang arsitek Jepang yang dikenal dengan desain elemen modern bersih, permukaan yang licin, dan berkilau, yang terbuat dari kaca, marmer, dan logam. Beliau juga sering menggunakan bentuk persegi dan kubus untuk karya-karyanya, yang dapat ditemukan dalam desainnya dalam berbagai derajat.
www.rolexmentorprotege.com
Kazuyo Sejima lahir pada 29 Oktober 1956 di Prefektur Ibaraki, Jepang. Pada tahun 1981, setelah lulus dari Nihon Joshi Daigaku (Japan Women’s University) dengan gelar Master di bidang Arsitektur, beliau bergabung dengan Toyo Ito dan rekannya.
Setelah magang di bawah naungan Toyo Ito, Sejima mendirikan aosisasinya sendiri pada tahun 1987. Salah satu pekerja awalnya adalah Ryue Nishizawa, seorang mahasiswa yang pernah bekerja bersama Sejima di bawah naungan Toyo Ito. Mereka telah bekerja di berbagai projek di Jerman, Switzerland, Perancis, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan Spanyol.
Sejima merupakan wanita pertama yang pernah ditunjuk untuk menduduki posisi Direktur Sektor Arsitektur untuk pembangunan Venice Biennale, yang dibantunya untuk acara tahunan International Architecture Exhibitioni yang ke-12. Pada tahun 2010, beliau dianugerahi penghargaan Pritzker Prize, bersama dengan Ryue Nishizawa.
Louvre Lens, Perancis.
www.huftonandcrow.com

sumber:

Total comment

Author

Yola Safitri